Jumat, 13 Februari 2009

BUKKKKKKK....

BUKKKKKKK....
Kemaren ku alami
Bunyi yang mengagetkan...
sekaligus menyakitkan...
Terpana...
Rasanya Tak percaya....
Tetapi itu FAKTA.

Ada rasa pedih menghujam
Ada luka yang tergores teramat dalam....
Sakitttttttt...

Senin, 09 Februari 2009

Mengenang Ibu Hj. Mayeda berpulang jam 08.30 di RS. Antonius Pontianak 9 Feb 2009

Saya tulis pesan ini,setelah lama merenung dan berfikir tanpa tau harus berbuat apa.
Kupilih Judul diatas " ANDAI BISA KUTITP PESAN INI "
Dengan Harapan Suatu Saat ada Diantara Kita-kita yang dapat mewujudkan Makna semua ini.

Saya gelisah dari tadi malam hingga subuh ini.
Saat mendengar kerabat yang sedang dirawat Serius disebuah RS swasta di Pontianak.
Geliah karena sistem PENANGANAN yang diambil...
Sayapun dapat memahami Standar dari RS di daerah kita yang bertipe C.
Tetapi kalau sistem seperti ini masih dipertahankan,maka banyak Pasien yang akan memilih berobat keluar
dari Kalimantan Barat, ( Bagi Yang Mampu )
Tapi Jika keluarga Pasien bukan dari keluarga Mampu, Kasian amat mereka.. hanya Pasrah saja.
Padahal KIta sudah Otonomi Daerah, dimanakah letak kesalahan ini semua ?

Saya menceritakannya ini, agar bisa menjadi pelajaran bagi siapapun..
Dan Tekad Dari Yang Masih mencintai KAL-BAR untuk dan mempunyai Akses ke arah tersebut
Untuk merubah sistem yang ada.... Semoga saja.
Wahai teman.. Jika mempunyai kesempatan dan Wewenang untuk membuat Kalbar Maju..Lakukanlah.


Kerabat kami yang sakit sedang dirawat di ICU, yang mana Mengalami Stroke.
Keheranan saya adalah kenapa pihak RS tidak mencari solusi saat alat CT scan Rusak.
yang memang sangat Standar diperlukan buat penderita stroke..
Kerjasama yang dilakukan beberapa RS di jakarta dalam menangani Pasien Sungguh sangat Baik.
Mereka saling mengirim pasien untuk pemeriksaan ke rumah sakit tertentu jika kurangnya alat yang memadai..di tempat mereka.
Kenapa itu belum bisa di Pontianak ya ?
Apakah ada aturan tersendiri ?
Saya mendapat cerita dari kakak Ipar saya,, bahwa Status Medis Pasien tidak boleh diketahui keluarga Pasien.
Duh... mau jadi apa RS tersebut jika sistemnya harus seperti ini ?
Bukankah kita mengirim sanak keluarga sakit kesebuah RS karena kita percaya akan sistem penanganannya.
Adalah HAK dari pada keluarga Pasien, untuk tau Keadaan sebenarnya, Diagnosa, Tindakan apa yang akan diambil,
kemungkinan terburuk yang akan terjadi,Obat apa saja yang akan diberikan,Dokter yang menangani dan entah apalagi.

Kenapa saya menulis seperti ini.
Saya sudah mengalami beberapa kasus, saat harus mendampingi Ibunda Saya yang sudah Almarhumah dan beberapa teman-teman serta suami sendiri.
Buat yang dirawat di jakarta, Sungguh beruntunglah...
Di beberapa RS di jakarta sudah mempunyai TEAM WORK yang sangat hebat dalam penanganan Pasien.
Jadi tak perlu setiap Dokter yang menangani pasien mengeluarkan RESEP yang beda-beda buat keluarga Pasien BINGUNG !
Saya pernah HARUS menanda tangani PERNYATAAN dari sebuah RS di PTK. bahwa mengeluarkan Ibunda saya secara Paksa dan Pihak RS tidak akan bertanggung jawab atas apa yang terjadi pada ibu saya tahun 1997.
Saat ibu saya sudah dirawat selama seminggu,dan menurut saya sudah Tidak masuk akal setiap hari harus diambil darah buat ngecek jenis penyakitnya .


Jadi Obat yang diminum ibuku ku seminggu ini selama perawatan, hasil analisa sementara... GILA KALI YA !
Kedua.. Dokter jantung yang kami minta tak pernah datang memeriksa...
Apa karena Ibu seorang Janda Pesiunan Abri kali ya....... ( Pikir ku saat itu ) jadi seperti ini pelayanan nya.
Puncaknya Saat ibu diberikan satu sirup yang Harus diminum..
Dan Ibu 2 jam setelah itu hilang kesadaran... ngoceh atau berbuat apa saja diluar akal sehat...

Walaupun saya seorang wanita note bene Ibu Rumah tangga tapi Bukanlah Perempuan BODOH yang melihat
situasi seperti itu. Cukup bagi saya menganalisa bahwa "ADA SESUATU YANG TAK BENAR DISINI "
Saya telpon beberapa sahabat yang kebetulan menjadi Dokter di beberapa RS di Jakarta.
Analisa dari beberapa teman kami tersebut, bahwa almarhumah ibu saya mendapat obat yang tidak sesuai
dengan penyakitnya.
Saran mereka Pindahkan saja ke RS yang lebih baik mbak...
saat saya ingin ketemu dokter yang menangani ibu kami, hanya kepala Perawatlah yang maju...
Betapa saya merasa diri saya tidak mendapat HAK semestinya sebagai keluarga Pasien.
Saya nekat mengambil keputusan mengeluarkan ibu secara Paksa, Dan Rekaman Medis Yang harusnya menjadi Milik
Pasien tidak diberikan...... ( Saat itu saya Marah.. karena merasa dibodohi )
Besok nya juga saya bawa ibu ke jakarta ke sebuah RS di Jakarta yang mempunyai Team Work atas referensi seorang dokter di dekat kediaman kami jatibening.


Betul... dugaan saya dan membuat KEPUTUSAN saya untuk RIBUT dengan Pihak RS di Pontianak itu bukanlah menjadi suatu penyesalan, Karena beruntung ibu secara cepat diketahui dengan Rinci, penyakitnya.

Bahwa beliau Mengalami Pembengkakan Jantung,hingga membuat Fungsi Paru terjepit hanya berfungsi 25%.
Sehingga beliau terengah-engah nafasnya,Kaki bengkak dan Mengidap Diabetes. Dengan nampaknya warna atau titik-titik hitam di sekitar kakinya.Ini semua terjadi karena beliau tidak mengontrol makanannya. Makan apa saja yang beliau suka.
hingga penyakit gulanya berdampak pada sitem jantung dan ginjal.Jarangnya Beliau Check Kesehatan ditambah Berat Badan ibu diatas ukuran yang normal untuk usia dan ukuran tinggi badannya.

Betapa saya merasa sangat bersyukur, Bahwa Telah memilih RS tersebut. Karena Dengan Rinci kami sebagai
pihak keluarga sangat dilibatkan dalam hal apa saja. setiap tindakan yang akan diambil kami diajak diskusi dan ditanya apa disetujui.
Hanya memerlukan waktu tiga hari Ibu saya mendapat Kemajuan yang sangat Luar biasa.

Ku tulis semua ini..
Dengan Suatu Impian, Semoga Suatu saat semua RS yang ada baik Di Kal-Bar dan daerah lain.
Akan bisa memberikan pelayanan seperti ini.
Biar kami tidak pergi meninggalkan RS yang ada di kampong halaman kita sendiri untuk mencari
Rumah sakit lain yang bisa meberikan pelayanan yang sesuai dengan sakitnya Pasien.
Apapun Status Si Pasien baik dia kaya atau Miskin.... Jangan dibedakan.
Berikan Layanan dan Moto yang Baik " Dahulukan menyelamatkan Nyawa Pasien "
Bukankah.. beberapa RS sudah menerapkan Sistem Subsidi Silang, buat membantu Pasien.
Kenapa itu tidak di adopsi...
Merubah sesuatu untuk menjadi lebih baik, Tidak ada Kata TERLAMBAT.
Lebih Baik Terlambat atau Tidak Sama sekali.

Semoga saja.... keluh kesah ini bisa membuat kita terpacu membangun Kampong Kita sendiri menjadi Lebih baik..
Kalau bukan Kita sendiri siapa lagi yang mau peduli pada kampong halaman kita.
Silahkan Forward email ini kemana saja. Jika dapat membantu membuat keadaan menjadi lebik baik.


wasalam

Budi Rahayu

Kamis, 05 Februari 2009

Bila Hati Terluka


Ikhlas adalah penyembuh luka hati yang sangat ajaib. Dengan ikhlas dan semangat mengambil hikmah, Insya Allah, sayatan akibat kata-kata tajam pun pasti akan segera dapat tepulihkan.
Insya ALLAH kita hanya membutuhkan waktu untuk menyembuhkannya